Oleh: Luthfi Ferdi S.
Judul : Violet
Evergarden: Eternity and the Auto Memories Doll
Genre :
Animation/Drama/Family
Sutradara :
Haruka Fujita, Taichi Ishidate
Penulis :
Kana Akatsuki, Reiko Yoshida, Takaaki Suzuki,
Tatsuhiko Urahata
Pengisi
suara : Yui Ishikawa,
Minako Kotobuki
Siapa
yang masih menggunakan surat untuk mengirim pesan di era modern seperti
sekarang? Jawabannya mungkin hampir tidak ada, karena mengirimkan pesan lewat telefon,
SMS, atau chat adalah pilihan yang
lebih rasional. Namun, kenyamanan
untuk mengirimkan chat tidak berlaku
di dunia dimana Violet Evergarden tinggal. Di dunia yang baru saja mengenal
kendaraan bermotor dan cara memanfaatkan energi listrik, tentu saja surat
menjadi pilihan utama untuk berkirim pesan. Meski demikian, tidak semua orang
bisa membaca dan menulis. Karena itulah Auto
Memory Doll–seperti Violet–hadir untuk membantu orang-orang mengirimkan
pesan kepada orang terdekat mereka. Tapi tugas seorang Auto Memory Doll tidak terbatas pada menulis surat saja, mereka
juga dapat dipanggil secara khusus untuk melakukan pekerjaan lainnya.
Dalam
film ini Violet dipanggil oleh keluarga kerajaan, untuk menjadi seorang pelayan
bagi seorang gadis bernama Isabella York selama tiga bulan di sebuah sekolah elite. Dalam menjalankan
tugasnya, Violet sempat menghadapi penolakan dari Isabella. Alasannnya karena ia
menganggap Violet “sempurna” dan “bebas”, tidak seperti dirinya tidak berguna
dan terpenjara, sehingga ia merasa iri. Namun Violet bergeming, ia tetap
menjalankan tugasnya dan bahkan membantu Isabella. Pada akhirnya Isabella
menyadari sikapnya dan mulai membuka diri kepada Violet, di momen inilah kita
semua memahami bahwa KyoAni membawa pendekatan yang sedikit berbeda dengan adaptasi
serial tv-nya. Meski demikian, film ini tetaplah seri Violet Evergarden yang
kita kenal. Film yang berkisah tentang pencarian kebahagiaan, perasaan yang
belum tersampaikan, dan sakitnya kehilangan.
Memanjakan Mata,
Telinga, dan Perasaan
Jika
membicarakan studio animasi yang mengedepankan kualitas, maka Kyoto Animation
tidak boleh terlewatkan. Kualitas film-film besutan KyoAni tidak perlu
diragukan lagi, mereka sudah membuktikan diri lewat A Silent Voice, Amagi
Brilliant Park, K-ON!,
dan masih banyak lagi. Semua film tersebut memiliki grafis
yang memukau, animasi yang halus, kualitas audio
jempolan, dan memiliki detail-detail luar biasa. Kualitas yang sama juga hadir
di film ini, dari segi audio misalnya, kita bisa mendengar gemeretak lengan
logam violet, hembusan angin yang mengenai dedaunan, dan alunan musik orkestra
yang indah. Sementara dari sisi visual, kita disajikan animasi rambut, gerakan,
serta grafis visual yang sangat memanjakan mata.
Namun
apa artinya kualitas audio dan grafis tanpa dibarengi cerita yang apik. Di sinilah
KyoAni benar-benar menunjukkan tajinya, mereka berhasil menyusun dan menyajikan
cerita yang luar biasa. Premis utama film ini memang relatif sederhana, yaitu bagaimana
kita menyampaikan perasaan kepada orang lain. Namun, KyoAni membawanya ke level
yang lebih tinggi, lewat karakterisasi yang mendalam serat animasi mendetail yang
berhasil menggambarkan ekspresi setiap karakter. Misalnya saja saat Isabella
membuka diri kepada Violet dan menceritakan bahwa di masa lalu ia bernama Amy
Bartlett dan memiliki adik bernama Taylor Bartlett. Kita bisa menyaksikan
betapa sedihnya Isabella karena tidak bisa bertemu dengan adiknya lagi. Violet
menyarankan Isabella untuk mengirimkan pesan dan mengatakan, “Letters let you express the things you
normally can’t say.”
I even shed
tears at this moment, not gonna lie.
Bagaikan
Secangkir Teh Hangat di Pagi Hari
Lalu
apa yang menjadikan Violet Evergarden:
Eternity and Auto Memory Doll begitu spesial? Alasannya adalah karena
kesederhaan dari premis yang diangkat oleh KyoAni. Kisah tentang pencarian
kebahagiaan, perasaan yang belum tersampaikan, dan sakitnya kehilangan begitu
dekat dengan kehidupan di dunia nyata. Kita semua pasti pernah bertemu dengan
orang baru, kemudian berteman, having a
fun time together, dan kemudian karena satu dan lain hal, berpisah. KyoAni berhasil menangkap momen-momen ini
dengan sempurna lewat Violet, Amy, dan Taylor. Dengan alunan musik orkestra di
latar belakang yang semakin memperkuat emosi yang ditampilkan. Tak pelak
menonton Violet Evergarden: Eternity and
Auto Memory Doll bagaikan meminum secangkir teh hangat di pagi hari, setiap
seruputnya membawa kehangatan dan ketenangan.
Film
ini sangat cocok untuk ditonton bersama keluarga maupun orang terdekat. Karena
selain tontonan yang bersahabat bagi keluarga, film ini secara implisit
mengajarkan bahwa dalam hidup ada beberapa hal yang kita take for granted. Misalnya, kita masih bisa melihat dan bertemu
dengan orang yang penting dalam hidup kita, hal-hal tersebut harus kita syukuri
karena memiliki sesuatu yang dapat kita hargai dalam hidup adalah hal yang
paling luar biasa. Meski demikan, pada akhirnya Violet Evergarden: Eternity and Auto Memory Doll adalah surat dari
KyoAni kepada fansnya. Mereka ingin mengatakan bahwa mereka telah bangkit dari
keterpurukan setelah kebakaran di studio 1 pada 2019 silam, dan siap
mengirimkan kegembiraan serta kebahagiaan kepada para fansnya di seluruh dunia.
“Just say my
name, and our bond will last forever.”
Penulis
Luthfi Ferdi S.
Seorang
mahasiswa jurusan ilmu komunikasi, hobi rebahan.
Penyunting
Farwa Malika
Tim Writer Kine
Comments
Post a Comment