French New Wave: Kebangkitan Sinema Prancis Pasca Perang Dunia


"I pity the French Cinema because it has no money. I pity the American Cinema because it has no ideas." —Jean-Luc Godard
     Kutipan diatas diucapkan oleh sutradara terkemuka asal Prancis, Jean-Luc Godard, yang telah menjadi tokoh kenamaan di kancah sinema internasional. Seperti kata Godard dalam paruh pertama kutipannya, sinema Prancis tidak punya uang. Mungkin pernyataan ini benar beberapa dekade yang lalu. Tapi sekarang? Kenapa sinema Prancis masih identik dengan film-film low budget? Gaya sinema Prancis ini tidak bisa lepas dari gerakan French New Wave (La Novelle Vague), yang memberikan Prancis posisi tersendiri di industri film dunia. French New Wave mungkin bukan merupakan istilah yang asing bagi para penggemar film dan sinefil di seluruh penjuru dunia.  Beberapa mengaitkannya dengan nama beberapa sutradara tertentu, dan bahkan dengan suatu genre atau tema yang spesifik. Tapi apa sebenarnya  French New Wave? Untuk mengenalnya, kita harus kembali ke  enam dekade yang lalu.
     Pada tahun 1950-an setelah perang dunia ke-2 berakhir dan Prancis lepas dari kekuasaan Nazi, sinema Prancis berada dalam kondisi yang stagnan dan memerlukan sebuah perubahan dramatis. Terjebak dalam kondisi pasca perang, banyak aspek di negara itu yang berantakan, baik sosial hingga kultural, dan harus dibangun kembali, termasuk sinema. Sama juga seperti industri fillm di negara-negara lainnya, industri film Prancis pada masa itu, juga mulai terancam dengan masuknya televisi ke rumah-rumah penduduk. Sinema Prancis mulai kehilangan arah.
     Kebangkitan kembali perfilman Prancis dari kondisi tersebut, datang dari sejumlah sutradara muda yang menemukan cara untuk mendanai dan membuat film mereka sendiri. Sutardara-sutradara seperti François Truffaut, Louis Malle, dan Claude Chabrol mulai membuat film menggunakan uang pribadi mereka sendiri, dan menemukan produser-produser yang bersedia membuat film dengan budget rendah. Tema yang mereka angkat? Tidak jauh dari kehidupan mereka, kalangan muda kelas menengah pada Prancis kontemporer.  


Foto 1: Jean-Luc Godard (kiri) dan François Truffaut (kanan)

     Gaya amatiran mereka menciptakan sebuah kesan yang jujur, natural, dan menyerupai dokumenter, pada film-filmnya. Banyaknya produser, sutradara, dan penulis yang melihat bahwa produksi film dengan budget rendah dapat menghasilkan profit, menjadikan munculnya ledakan sutradara-sutradara pemula yang menciptakan film panjang pertama mereka. Sutradara-sutradara tersebut bergantung pada teman, produser, aktor, editor, sinematografer, dan komposer untuk membuat film. Karakteristik dari tampilan New Wave adalah diproduksinya film oleh selekompok kecil tim produksi. 
     Novelle Vague sering didefinisikan sebagai daftar beberapa sutradara tertentu. Munculnya anggapan seperti itu dimulai karena Cahiers du Cinéma, majalah film yang didirikan oleh  André Bazin. Hal ini dikarenakan, partisipan-partisipan yang paling signifikan dalam French New Wave, terutama Godard, Chabrol, dan Truffaut mengawali karir dengan menjadi kritikus di Cahiers du Cinéma. Dimana salah satu yang mempercepat pertumbuhan dari gerakan ini, adalah kemenangan Truffaut dalam kategori best director pada Cannes Film Festival 1959 untuk filmnya The 400 Blows. Sehingga gerakan ini sangat erat kaitannya dengan majalah tersebut. 
Foto 2: The 400 Blows (François Truffaut)
     Sejarawan pun menepatkan awal French New Wave ini pada 1959 dikarenakan istilah Nouvelle Vague yang mulai diaplikasikan oleh Truffaut, Chabrol, dan Alan Resnais pada film-film mereka. Cahiers du Cinéma pada tahun Desember 1962 mendedikasikan edisinya untuk membahas Nouvelle Vague, edisi tersebut diorganisir oleh Jacques Doniol-Valcroze dengan partisipasi yang besar dari François Truffaut. Dimana di dalam edisi Nouvelle Vague tersebut terdapat daftar nama 162 filmmaker. Karena isu tersebutlah banyak yang mengasosiasikatn New Wave dengan daftar nama sutradara-sutradara tersebut, meskipun Cahiers du Cinéma sendiri tidak memberi penjelasan secara spesifik apakah daftar tersebut merupakan daftar sutradara-sutradara yang mereka anggap sebagai bagian dari New Wave, atau hanya sutradara-sutradara yang patut diperhatikan.
     Selain kritikus-kritikus di Cahiers du Cinéma.  Sutradara-sutradara baru dalam gerakan New Wave juga muncul dari kelompok lain yang dikenal sebagai kelomopok Left Bank. Yang membedakan kelompok Left Bank dengan sutradara-sutradara dari Cahiers du Cinéma adalah keterlibatan mereka dengan ekpiremen estetik dalam film-filmnya. Koneksi mereka kepada praktik dokumenter, tema-tema politik terbuka, dan peningkatan ketertarikan pada seni selain sinema memberi nilai lebih pada film-film karya mereka. Kelompok ini juga sering dilabeli Nouvelle Vague 2 oleh para kritikus Prancis. Partisipan utama dalam kelompok ini adalah Alain Resnais, Agnès Varda, Chris Marker, Henri Colpi, dan Jacques Demy.

Foto 3: Agnès Varda
     New Wave  berlangsung dari tahun 1958 hingga 1964. Era New Wave merupakan periode waktu di mana faktor-faktor sosial, teknologi, ekonomi, dan sinematik membantu menghasilkan salah satu gerakan kreatif paling intens dalam sejarah film. Poin yang menjadikan era ini sangat istimewa adalah kondisi yang memperbolehkan banyak orang-orang baru untuk mendapatkan kesempatan dalam menyutradai film feature dalam waktu yang singkat. Gerakan New Wave mengajarkan seluruh generasi filmmaker pada masa itu, untuk bereksperimen dengan aturan-aturan storytelling, dan untuk memikirkan ulang budget konvensional untuk film mereka. Gerakan ini melibatkan lebih dari sekadar sutradara dan judul film, namun juga membangun interpretasi yang baru tentang sinema dan strategi narasinya. 



Referensi
French, P. (2010, March 14). A Short History of Chiers du Cinéma by Emilie Bickerton. Retrieved from theguardian.com: https://www.theguardian.com/books/2010/mar/14/cahiers-du-cinema-emilie-bickerton
Neupert, R. (2007). A History of The French New Wave Cinema Second Edition. London: The University of Wisconsin Press.

Ditulis oleh:
Farwa Malika
Tim Writer Kine

Editor:
Auni Azizah
Tim Writer Kine

Comments